Kisah Wafatnya Nabi Daud AS yang Diselewengkan Bani Israil
Nabi Daud AS meninggal dunia tanpa didahului dengan penyakit. Malaikat maut datang ke rumahnya dan mencabut nyawa Nabi Daud langsung dalam keadaan sehat walafiat.
Yerusalem
Kisah ini juga merupakan koreksi terhadap berita tentangnya dalam Taurat. Kisah ini juga untuk meluruskan kisah tak benar yang menyatakan Daud membawa gadis cantik lalu wanita itu tidur di pangkuannya.
Daud adalah seorang nabi yang memiliki rasa cemburu tinggi. Setiap kali ke luar, dia selalu mengunci pintu-pintu rumahnya sehingga tidak ada seorang pun yang bisa masuk rumah sebelum nabi pulang.
Suatu hari, Daud ke luar dan rumahnya pun telah dikunci. Tiba-tiba istrinya mengintip dan melihat ada seorang lelaki berdiri di ruang tengah. Istrinya melihat dan memeriksa keadaan rumahnya.
Istri Daud melihat seorang laki-laki yang berdiri tegak di tengah rumah. Wanita itu terheran-heran, bagaimana orang ini masuk, padahal rumahnya terkunci dengan rapat.
Dia bertanya kepada penghuni rumah dan pelayannya bagaimana orang ini bisa masuk ke rumah. Dia takut terhadap kemarahan Daud jika memergoki ada seorang laki-laki di rumahnya.
Istrinya bertanya-tanya, Siapa yang di dalam kamar? Dari mana lelaki itu bisa masuk padahal pintu terkunci? Demi Allah, ini dapat mencemarkan nama baik Daud.
Nabi pulang tidak lama setelah itu. Sementara laki-laki tetap berdiri sama seperti semula tanpa rasa khawatir dan takut. Biasanya orang-orang akan takut jika bertemu dengan raja, lebih-lebih untuk memasuki rumah nya.
Daud bertanya kepada laki-laki itu tentang dirinya. Dia menyebutkan jati dirinya yang langsung dikenali.
Lalu Daud bertanya kepada lelaki tersebut, “Siapa kamu?” Dia menjawab, “Aku adalah yang tidak pernah merasa takut dengan para raja dan tidak ada sesuatu pun yang dapat menghalangi diriku!”
Nabi Daud berkata, Demi Allah, engkau adalah malaikat pencabut nyawa. Kalau begitu, aku ucapkan selamat datang kepadamu untuk melaksanakan perintah Allah.
Kemudian Nabi Daud bergegas menuju kamar tempat ruhnya akan dicabut. Setelah Daud meninggal, jenazahnya diurus oleh anaknya, Sulaiman, yang kelak menjadi nabi dengan mukjizat menguasai bahasa binatang.
Setelah semua kewajiban mengurus jenazah ditunaikan dengan baik: dimandikan, dikafani dan dishalatkan, matahari pun terbit. Nabi Sulaiman berkata kepada burung, Naungilah ayahku, Nabi Daud.
Kemudian burung itu menaunginya hingga sore hari.
Sulaiman berkata lagi, Lepaskan sayapmu satu per satu!Abu Hurairah berkata, Rasulullah memperlihatkan kepada kami apa yang dilakukan burung tersebut. Ketika beliau wafat, beliau dinaungi oleh burung-burung bersayap lebar.
Jenazah Daud terpayungi, begitu pula para pengantarnya sehingga matahari tidak berhasil menyusupkan sinarnya kepada para pengantar. Akibatnya bumi menjadi gelap. Kisah tersebut terdapat dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad.
Kekhilafan Nabi Sulaiman
Sulaiman adalah salah seorang nabi dan raja yang mujahid. Allah memberinya kerajaan yang besar. Dia mampu menundukkan manusia, jin, burung, dan angin.Ketika membaca paparan Alquran tentang hidupnya dapat diketahui bahwa Sulaiman sangat suka berjihad fisabilillah, memperhatikam tentaranya, cermat meneliti perlengkapan mereka.
Dia akan menghabiskan umurnya untuk meraih itu, mengembangkan, dan menegakkannya di antara manusia jika tertarik pada satu hal.
Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah, “Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia, dan burung, lalu mereka itu diatur dengan tertib dalam barisan.” (QS an-Naml: 17).
Perhatian Sulaiman terhadap kuda menyibukkannya dari perbuatan-perbuatan baik yang bisa jadi lebih disukai Allah.
“Ingatlah ketika dipertunjukkan kepadanya kuda-kuda yang tenang di waktu berhenti dan cepat waktu berlari pada waktu sore, maka dia berkata, ‘Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda) sehingga aku lalai mengingat Tuhanku.” (QS Shad: 31-32).
Bahkan, dia mengabsen pasukannya satu per satu, termasuk seekor burung. Seperti satu ketika Sulaiman memeriksa burung hud-hud yang tidak hadir.
Jika tidak ada kabar berita mengenai ketidakhadirannya, Sulaiman akan menghukumnya dengan keras.
Kegemarannya berperang bahkan sampai bersumpah bahwa dia akan dapat membuat 99 istrinya melahirkan pasukan yang dapat berjihad di jalan Allah.
Akan tetapi, harapannya kandas. Dia tidak bisa mewujudkan sumpahnya. Dia hanya diberi setengah dari jumlah itu.
Rasulullah menjelaskan sebabnya, dia lupa mengucapkan ‘insya Allah’ walaupun malaikat telah mengingatkan itu kepadanya.
Dan sepertinya Sulaiman sedang sibuk dengan urusan-urusannya sehingga lalai mengucapkannya.
Seandainya Sulaiman mengucapkan itu, sumpahnya terpenuhi dan keinginan nya terwujud, sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah.
“Dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian ia bertobat.”(QS Shaad: 34)
Mungkin ada yang bertanya, “Bagaimana Sulaiman bersumpah terhadap sesuatu yang akan terjadi pada masa mendatang? padahal terjadinya hal semacam ini termasuk perkara di mana seorang hamba Allah yang saleh tidak semestinya memastikan. Jawabannya adalah bahwa ada sebagian hamba Allah yang saleh, jika mereka bersumpah, maka Allah mewujudkan sumpahnya dan memenuhi permintaannya.
[Republika]
[beritaislam.org]
Posting Komentar untuk "Kisah Wafatnya Nabi Daud AS yang Diselewengkan Bani Israil"