Kisah Nafisa Makcomblang Khadijah dan Nabi Muhammad

Ustaz Khalid Basalamah (dok. Instagram @kajianmusawarah/https://www.instagram.com/p/Btw7DVFB_7W/Fairuz Fildzah)

Beritaislam - Dalam sebuah ceramah Ustadz Khalid Basalamah menyinggung tentang kisah Nafisa makcomblang Khadijah dan Nabi Muhammad. Buat Anda yang belum tahu kisah itu, bisa segera menyimaknya sekarang ini.

Berikut ini kami narasikan kisah Nafisa makcomblang Khadijah dan Nabi Muhammad yang diceritakan kembali oleh Ustadz Khalid Basalamah dalam suatu ceramah yang ditayangkan di kanal YouTube Hidayah Indonesia.

Ustadz Khalid Basalamah menuturkan, Nafisa melaksanakan perintah Khadijah untuk membawa pesan Khadijah kepada Nabi Muhammad. Singkatnya, pesan itu berisi keinginan Khadijah untuk dilamar oleh Nabi Muhammad.

Nafisa sempat heran karena selama ini Khadijah telah sering menolak lamaran saudagar-saudagar kaya raya di Mekkah, lalu kenapa menginginkan Muhammad? Namun karena itu adalah keinginan Khadijah, maka Nafisa pun melaksanakan perintah itu.

Nafisa sampai di rumah Muhammad dan di sana dia bertemu juga dengan seluruh anggota keluarga Muhammad. Di tengah-tengah pertemuan itu, Nafisa bertanya, “Wahai Muhammad, mengapa engkau belum menikah?”

Nabi Muhammad menjawab “Belum cukup bekal.”

Ustadz Khalid Basalamah menerangkan apa makna di balik kalimat itu. Pada saat itu, Nabi Muhammad masih menumpang di rumah pamannya, masih tinggal dengan Abu Thalib.

Kemudian usaha Nabi Muhammad juga baru mulai. Oleh karena itu, Nabi Muhammad berpikir nantilah kalau sudah mantap semua atau bisa disebut sudah mapan semua, Nabi Muhammad akan menikah.

Lalu sesuai dengan penuturan kisah Nafisa makcomblang Khadijah dan Nabi Muhammad dalam ceramah Ustadz Khalid Basalamah, Nafisa berkata, “Wahai Muhammad,  mengapa engkau tidak menikah dengan wanita yang berkumpul semua pada dirinya, hal yang kau butuhkan? Kecantikan, jalur nasab, kekayaan, kepintaran, kedudukan, semua ada.”

Mendengar hal itu Nabi Muhammad SAW bertanya, “Siapa yang kau maksudkan?”

Nafisa pun menjawab, “Khadijah binti Khuwailid.”

Lalu Nabi Muhammad SAW pun kaget dan bertanya, “Bagaimana bisa Khadijah? Mustahil itu terjadi, karena Khadijah siapa? Orang yang memang menolak semua tokoh-tokoh, satu Makkah tahu kalau dia menolak tokoh-tokoh Quraisy. Lalu dia mau menikah dengan orang yang tadinya penggembala kambing kemudian sekarang menjadi pengusaha kecil?”

Keraguan Nabi Muhammad SAW, justru dijawab begini oleh Nafisa.

“Itu urusan saya, yang penting Anda setuju dulu,” ujar Nafisa.

Setelah pertemuan itu, Nafisa kembali kepada Khadijah mengatakan, “Wahai Khadijah sudah selesai urusannya.”

Khadijah terkejut dan memastikan, “Apa yang selesai?”

Nafisa membalas, “Muhammad sudah setuju.”

Khadijah lalu merespon, “Baik kalau begitu, jangan ditunda.”

Setelah itu, Nafisa kembali lagi kepada Nabi Muhammad SAW dan mengatakan, “Wahai Muhammad, sudah selesai urusannya.”

Saat itu Nabi Muhammad SAW bingung dan bertanya, “Apa yang sudah selesai?”

Nafisa menjawab dengan jelas, “Khadijah sudah setuju. Kapan kita bertemu?”

Singkat cerita, paman Nabi Muhammad SAW, Abu Thalib dipanggil untuk menghadap ke rumah Khadijah.

Dari pihak Khadijah, ayahnya sendiri, Khuwailid dan ditemani juga oleh sepupunya Waraqah bin Naufal, seorang pendeta nasrani yang nanti akan mengakui kenabian Nabi Muhammad SAW.

Mereka menemui Nabi Muhammad dan pamannya, Abu Thalib. Terjadilah kesepakatan dan akhirnya menikahlah Khadijah dengan Nabi Muhammad SAW. Pada saat itu, mahar yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW kepada Khadijah adalah 20 ekor unta.

Demikian itu kisah Nafisa makcomblang Khadijah dan Nabi Muhammad berdasarkan penuturan Ustadz Khalid Basalamah.

[Suara]

[beritaislam.org]

Posting Komentar untuk "Kisah Nafisa Makcomblang Khadijah dan Nabi Muhammad"

Banner iklan disini