Fosil Dinosaurus Paling Menakjubkan di Dunia, Seperti Masih Hidup!

Fosil dinosaurus paling menakjubkan di dunia. Foto: CBC

Beritaislam - Fosil dinosaurus ini disebut-sebut sebagai yang terbaik kondisinya di dunia. Awalnya, Maret 2011, Shawn Funk, operator tambang Millennium Suncor Energy di Fort McMurray, Kanada, menggali tepi sungai besar ketika tak sengaja menemukan fosil dinosaurus tertua di Alberta dan salah satu fosil dinosaurus yang paling terpelihara itu.

"Segera kami tahu bahwa fosil itu akan menjadi sesuatu yang bagus," kata Don Henderson, kurator dinosaurus di Museum Royal Tyrrell di Drumheller, Alta.

Dikutip detikINET dari Guardian, pada tahun 2017, 110 juta tahun setelah mati, dinosaurus jenis nodosaurus itu dipajang di museum Kanada setelah direkonstruksi. Ia dinamakan Borealopelta markmitchelli.

"Biasanya ketika kami menemukan fosil dinosaurus, kami hanya memiliki kerangka, tulang belulang. Kita harus menggunakan imajinasi untuk merekonstruksi seperti apa bentuknya," kata Caleb Brown, peneliti di Museum Paleontologi Royal Tyrrell di Alberta.

"Dalam hal ini, kami sangat beruntung karena tak hanya tulangnya, kita memiliki semua zirah di kulitnya, osteoderm-nya diawetkan, kami juga memiliki semua kulit yang awet dalam tiga dimensi," cetusnya.

Fosil itu benar-benar sekilas menampakkan sang dinosaurus persis seperti wujudnya jutaan tahun yang lalu, yaitu herbivora raksasa yang punya semacam paku di kulit untuk melindunginya.

Awalnya, paku itu diperkirakan digunakan untuk melawan Borealopelta lain, tetapi Victoria Arbour, kurator paleontologi di Royal BC Museum, percaya bahwa senjata tersebut dapat digunakan untuk perang dan status di spesiesnya.

"Bisa sekaligus menjadi sinyal bagi pasangan bahwa Anda dalam keadaan sehat," katanya. 'Paku' bahu Borealopelta yang besar bisa dipakai layaknya tanduk banteng atau gading gajah, untuk pertahanan bila perlu tapi juga indikator status dan kekuatan.

Tak hanya itu, kandungan makanan di perutnya pun bisa dilacak ilmuwan. Dipercaya nodosaurus itu terbawa ke laut setelah tersapu banjir, saat sedang makan pepohonan. Saat tenggelam, kemungkinan ia menciptakan kawah tumbukan dan dengan cepat tertutup sedimen.

"Karena terkubur begitu cepat, tak ada yang bisa mengais binatang itu dan tak banyak membusuk sebelum benar-benar jadi fosil," terang Brown. (detikcom)

[beritaislam.org]