Menguak Sinetron Radikalisme

belanda menuduh santri yang pakai sarung radikal
Dulu belanda menuduh santri yang pakai sarung radikal

Oleh : Uda Al-Faruq

Berawal Bikin ulah demi dapat jatah mentri terus agar lebih greget rame- rame cari sensasi Jual istilah Radikalisme biar dilirik tuannya.

Al hasil kecewa, Karena dikira hanya mereka saja yang berharap Jatah Mentri, sekitar tuannya sudah tidak terhitung yang berharap dikasih jatah mentri, si tuannya tentu memilih pilihan tuannya (Korporasi / Investor) juga.


Karena dibalik tuannya, adalagi tuannya...!!! Tuannya itu adalah pengusaha yang telah habis-habisan mengorbitkan dia jadi Kaki tangan pengusaha.

Tuannya tentu berharap, Jatah mentri hanya bisa diberikan kepada orang yang loyal pada pengusaha, apa saja hutang akibat biaya kampanye kemaren mesti ditebus dong...!!! Soalnya tidak ada makan siang gratis. Sedang lo udah pada makan gratis, mau pula Jabatan strategi, mangnya kamu siapa? Tidak lain panah-panah mereka, kalau sudah dilempar dan patah, ya sudah sampai disitu. Tamat...!!!

Jangan merasa sangat berjasa dan berdarah-darah lagi ya, demi menyohorkan sang tuannya selama ini makan nasi bungkus itu dananya dari pengusaha lo.

Termasuk dana untuk kampanye tuanmu, sekaligus menjadi nasi bungkus kamu, ya kamu...!!!. Lalu tiba-tiba saja mau minta jatah mentri, memangnya mana yang lebih didahulukan toh?

Lagi pula, besok-besok dia gak dibutuhkan lagi, soalnya bakal ada lagi perpenjangan tangan pengusaha yang bisa diandalkan dibanding penikmat nasi bungkus ini, siapa lagi kalau bukan Buzzer Internet.

Bukankah kemenangan kemaren bukan karena kekuatan dilapangan toh, tapi kekuatan itu lebih dominan dimainkan oleh buzeer ( Hacker), sudah hatap-harap cemas mereka, tiba-tiba didepan mata tuanmu dan timnya ada secercah cahaya katanya, sekarang lihat hasilnya... lebih nyata bukan...!!!

Karena itu, Jangan Merasa berjasa lagi, berhentilah. Takdir kalian memang sekedar Peluru pertama, sementara peluru yang menentukan bukan kalian.

Posting Komentar untuk "Menguak Sinetron Radikalisme"

Banner iklan disini