Cinta Nabi, Cinta Syariat
BERITAISLAM.ORG - Cinta Nabi, Cinta Syariat By Ustadz Felix Siauw
Seberapa kita sayang dengan ibu dan ayah kita? Yang jelas sayang itu mampu membuat kita mau memenuhi panggilan mereka, meski jauh sekalipun
Seberapa kita sayang dengan anak-anak kita? Yang jelas sayang itu membuat kita berkorban demi mereka, meskipun kita tak cukup, tapi mereka harus cukup
Sebab mereka sedarah, serahim, yang berarti pengorbanan. Tak makan tak apa, asal yang disayangi makan. Tak tidur tak apa, asal yang disayangi tidur. Itu semua bagian daripada sayang
Bagi para pecinta, berkorban itu membahagiakan, bukan menyusahkan. Justru para pecinta akan merasa bersalah andai tak bisa berkorban. Tanya saja mereka yang jatuh cinta, being blue is another kind of a beauty
Lalu bagaimana dengan Rasulullah? Ia lebih dari keluarga, lebih dari rahim. Dia mencintai kita sebelum Ayah dan Ibu kita, dan tetap mencintai kita saat anak-anak kita tak lagi mengenali kita saat yaumil hisab
Keperluan kita akan Rasulullah, melebihi keperluan kita akan semua manusia, bahkan alam semesta. Sebab dia adalah jalan ridha Allah, pembuka pintu surga yang pertama, yang takkan dibela di yaumil hisab kecuali olehnya
Allah sampaikan, Katakan (Wahai Muhammad): "Bila kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku. Maka Allah akan mencintai kalian, dan mengampuni dosa-dosa kalian". Sangat jelas
Mencintai Allah sepaket dengan Rasulullah. Lalu, apa yang kita ingin lakukan buat Rasulullah? Adakah yang lebih menyenangkan beliau ketimbang mereka yang mengikuti syariat yang beliau bawa? Adakah yang lebih menyakiti beliau ketimbang menyelisihi yang beliau bawa?
Yaa Rabb.. kuatkan kami mengikuti Nabi Muhammad saw, Allahumma shalli wa sallim wa baarik alaihi..
Seberapa kita sayang dengan ibu dan ayah kita? Yang jelas sayang itu mampu membuat kita mau memenuhi panggilan mereka, meski jauh sekalipun
Seberapa kita sayang dengan anak-anak kita? Yang jelas sayang itu membuat kita berkorban demi mereka, meskipun kita tak cukup, tapi mereka harus cukup
Sebab mereka sedarah, serahim, yang berarti pengorbanan. Tak makan tak apa, asal yang disayangi makan. Tak tidur tak apa, asal yang disayangi tidur. Itu semua bagian daripada sayang
Bagi para pecinta, berkorban itu membahagiakan, bukan menyusahkan. Justru para pecinta akan merasa bersalah andai tak bisa berkorban. Tanya saja mereka yang jatuh cinta, being blue is another kind of a beauty
Lalu bagaimana dengan Rasulullah? Ia lebih dari keluarga, lebih dari rahim. Dia mencintai kita sebelum Ayah dan Ibu kita, dan tetap mencintai kita saat anak-anak kita tak lagi mengenali kita saat yaumil hisab
Keperluan kita akan Rasulullah, melebihi keperluan kita akan semua manusia, bahkan alam semesta. Sebab dia adalah jalan ridha Allah, pembuka pintu surga yang pertama, yang takkan dibela di yaumil hisab kecuali olehnya
Allah sampaikan, Katakan (Wahai Muhammad): "Bila kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku. Maka Allah akan mencintai kalian, dan mengampuni dosa-dosa kalian". Sangat jelas
Mencintai Allah sepaket dengan Rasulullah. Lalu, apa yang kita ingin lakukan buat Rasulullah? Adakah yang lebih menyenangkan beliau ketimbang mereka yang mengikuti syariat yang beliau bawa? Adakah yang lebih menyakiti beliau ketimbang menyelisihi yang beliau bawa?
Yaa Rabb.. kuatkan kami mengikuti Nabi Muhammad saw, Allahumma shalli wa sallim wa baarik alaihi..
Posting Komentar untuk "Cinta Nabi, Cinta Syariat"