Ngabalin: Pak Presiden, Saya Cukup Sampai di sini, Pesantrenku Tidak Terurus
Tenaga Ahli Utama Kantor Staff Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin menyebut hadirnya buzzer ada kaitannya dengan kebiasaan masyarakat menggunakan sosial media.
Ngabalin menjelaskan, media sosial juga memiliki pengaruh besar saat masa kampanye.
Hal itu disampaikan Ngabalin saat menjadi bintang tamu di acara 'Dua Arah', Senin (7/10/2019).
Ngabalin menyebutkan Buzzer bisa dikatakan sebagai Cyber di dunia maya.
"Buzzer itu kan sebetulnya ketika kita berbicara mengenai industry 4.0, maka istilah Buzzer itu dikenal dengan istilah Cyber di dunia maya," ucap Ngabalin.
Namun tadi malam Ngabalin juga sempat menjadi pembicara di ILC TV One pada 8/10/2019.
Saat giliran Jubir Gerindra Dahnil Anzar Simanjuntak berbicara, Dahnil sempat menggoda Ngabalin untuk menjadi Pengganti Menkominfo Rudiantara atau Kepala Staf Khusus Presiden (KSP) Moeldoko.
"Pak Rudi harus hati-hati, bisa jadi Bang Ali ini mengancam posisi Pak dan bisa mengganti posisi Pak Rudi di periode berikutnya" kata Dahnil.
"Hati-hati sekali, atau beliau bisa mengganti posisi pak Moeldoko sebagai KSP (Kepala Staf Khusus Presiden)" Lanjut Dahnil.
"Mungkin Pak Jokowi sedang nonton, mungkin sedang mempertimbangkan bang Ali ini jadi KSP, karena beliau luar biasa, apa yang disampaikan beliau merepresentasikan pak Jokowi" terang Dahnil.
Kemudian Karni Ilyas mempersilahkan Ngabalin untuk menjawab apa yang dikatakan Dahnil.
Ngabalinpun mengatakan "Saya mau bilang kepada seluruh rakyat Indonesia, pertama kali saya bilang kepada bapak presiden, bapak Presiden, saya hanya punya tugas sampai di sini, dan saya tidak mau bapak presiden saya dijadikan apa-apa"
"Karena Pesantrenku tidak terurus, jadi nanti kalau sudah selesai tugas saya, saya minta izin sama bapa, untuk saya, saya mau mengurus pondok pesantren" kata ngabalin.
Simak video ngabalin selengkapnya di sini [Ngabalin Mau Fokus Urus Pondok Pesantren]
Sebelumnya Ngabalin menganggap Buzzer muncul dari kesadaran masyarakat terhadap bangsa dan negara.
"Saya ingin mengatakan pada pemirsa dan teman-teman semua, pasukan cyber ini bangkit dari satu kesadaran yang mereka miliki," ucap Ngabalin.
"Kesadaran tentang individu, kesadaran tentang bangsa dan negaranya."
Ia menyebut di semua negara pasti terdapat buzzer.
"Sebetulnya Oxford London punya penelitian terakhir Oktober kalau bisa diungkapkan juga bagus," ujar Ngabalin.
Ngabalin menyatakan, terkait siapa yang mengoordinir buzzer itu perlu dilakukan penelitian.
Sebab, kini banyak berita hoaks yang tersebar di media sosial.
"Nah itu yang saya kira harus butuh diteliti, supaya tidak menjadi fitnah, karena urusan fitnah-fitnah, caci-maki terhadap berita bohong itu," tutur Ngabalin.
Posting Komentar untuk "Ngabalin: Pak Presiden, Saya Cukup Sampai di sini, Pesantrenku Tidak Terurus"