Puluhan Warga Minang dan Bugis Dibantai, Jokowi Jika Tak Mampu Jadi Presiden Silakan Mundur!
Kerusuhan di Papua menyebabkan 30 warga pendatang meninggal dunia.
Rumah para pendatang dibakar bersama penghuninya. Toko mereka dijarah oleh kelompok perusuh.
Sebagian besar korban adalah pendatang dari Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Sumatera Barat (Sumbar).
Sebanyak 20 korban meninggal merupakan warga Bugis dan Makassar Sulsel. Sedangkan 9 lainnya warga Sumatera Barat.
Tragedi Papua mendapat sorotan tajam dari Wakil Sekjend DPP Partai Gerindra, Andre Rosiade.
Melalui akun Twitter pribadinya @andre_rosiade, anggota DPR RI terpilih dari Dapil Sumbar 1 itu menginformasikan kepada Presiden Jokowi bahwa ada 9 warga Minang dibantai di Papua.
“Ada 9 warga perantauan Minang yg meninggal dunia krn kerusuhan di Wamena. 1 org terbakar dan tinggal tengkorak saja, 1 org Balita usia 3 tahun di kampak kepalanya,” kata Ketua Harian DPP Ikatan Keluarga Minang itu.
Menurut Andre, ada 1.500 warga Sumbar yang masih mengungsi, begitu pun dengan para perantau dari daerah lain.
“Toko2 mereka dijarah. Dan sekarang mereka berlindung di kantor Kodim dan Polres. Sy mohon tindakan kongkret dr pemerintah pak @jokowi agar segera pulihkan kembali situasi keamanan kota Wamena,” tambanya.
Data kerusuhan di wamena act.id |
Menurutnya, sampai saat ini dia belum melihat respon apa pun dari Pemerintah Jokowi mengenai tragedi Wamena yang menyebabkan terbunuhnya puluhan warga pendatang, termasuk 9 perantau Minang.
Padahal, para korban dibantai secara sadis. Ada ada yang dibakar, bahkan balita usia 3 tahun dikampak kepalanya.
Akibatnya, warga pendatang ketakutan dan terpaksa mengungsi. Total pengungsi mencapai 10 ribu orang.
“Tugas pemerintah sesuai UUD 1945 melindungi segenap tumpah darah Indonesia. Sy ingatkan pemerintah @jokowi tolong Anda jangan lalai dalam melaksanakan konstitusi. Segera bekerja lindungi Rakyat anda.
“Kalo memang tidak mampu jangan jadi Presiden atau silakan mundur,” tandas Andre.
Sebelumnya, Gubernur Papua Lukas Enembe menyampaikan duka atas meninggalnya 30 warga dalam kerusuhan Wamena, Jayawijaya, Papua.
“Pemerintah Papua dan masyarakat Papua mengucapkan bela sungkawa atas kejadian yang terjadi pada hari Senin,” ujar Lukas setelah mengunjungi para korban kerusuhan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua. [pjk]
Seluruh masyarakat tetap tenang, menahan diri, dan menghindarkan dari semua provokasi-provokasi dan fitnah-fitnah di media sosial yang sangat banyak isu-isu yang dikembangkan. Presiden menegaskan, kejadian itu bukan karena gesekan antaretnis. Menurut laporan yang diterimanya, kejadian tersebut memang sengaja dibuat oleh kelompok kriminal bersenjata, untuk meresahkan masyarakat. Presiden juga menegaskan, sudah memerintahkan Menkopolhukam beserta TNI dan Polri untuk melakukan pengejaran terhadap para pelaku dari kelompok kriminal bersenjata tersebut. Saat ini, kepolisian telah berhasil mengamankan beberapa tersangka.
BalasHapusBlom bisa move on ya boss, seharusnya anda klo emang sebagai negarawan bantu solusinya bukan hanya cuma omdo dan selalu menyalahkan presiden, trus klo Jokowi mundur Papua selesai mslhnya...tanda org gk mampu banyak omong pikirin buntu belajar lagi boss.
BalasHapus