Makin Dipersekusi, Panji Tauhid Makin Dicintai
Oleh : Ahmad Sastra
Tauhid adalah segalanya bagi seorang muslim. Tauhid adalah sumbah seorang muslim atas komitmen kepada Tuhannya. Tauhid adalah bekal hidup di dunia dan penentu keselamatan di akherat. Setiap muslim merindukan hidup dalam pelukan tauhid dan mati dengan mengucapkan kalimat tauhid. Maka, bagi seorang muslim, tauhid adalah harga mati dan tak mungkin ditawar lagi.
Tauhid adalah esensi orang mukmin, sebab tanpa tauhid disebut kafir. tauhid adalah kekayaan terbesar seorang mukmin, melebihi langit dan bumi beserta isinya. Tauhid adalah sumpah dan komitmen seorang mukmin. “Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”. (QS Al An’am : 162).
Mengekspresikan tauhid dalam bentuk ibadah dan aktivitas adalah hak asasi yang paling mendasar bagi seorang muslim. Sebab ekspresi keagamaan adalah hubungan manusia dengan tuhannya. Di Indonesia kayakinan beragama juga sangat dilindungi oleh UU.
Selain berupa ibadah sholet, salah satu ekpresi tauhid adalah banyaknya kaligrafi di masjid-masjid. Kaligrafi kalimat tauhid adalah wasilah bagi seorang muslim agar senantiasa ingat Allah. sebab simbol tauhid sangat berguna bagi orang-orang tertentu.
Meski tidak esensi, namun simbol bukan tidak berguna. Panji Tauhid yang dibawa Rasulullah saat peperangan sangat berguna bagi pemisahan tentara kaum muslimin dan tentara kafir. kaligrafi tauhid dalam masjid bisa membedakan dengan rumah ibadah agama lain.
Simbol juga bisa memberikan sugesti kepada seseorang. Panji tauhid yang dikibarkan seorang muslim bisa mensugesti semangat membela agama. Maka, saat panji tauhid dikenalkan pada pawai Muharram, diharapkan kaum muslimin makin memahami, mencintai dan membela agamanya.
Jika justru yang terjadi adalah upaya persekusi atas ekspresi keagamaan seorang muslim, maka selain pelanggaran HAM, maka pelaku persekusi adalah manusia jahat yang memusuhi Islam. Menfitnah panji tauhid sebagai simbol radikalisme adalah kelakuan manusia dungu yang menghamba kepada tuan penjajah.
Padahal Islam adalah agama perdamaian, maka seorang muslim adalah penebar perdamaian. Islam agama solusi, maka seorang muslim selalu berkontribusi memberikan solusi atas masalah sosial dan bangsa. Islam adalah agama cinta, maka seorang muslim selalu mencintai sesama manusia. Maka jika ada simbol Islam seperti panji tauhid, maka itu merupakan simbol perdamaian, solusi sempurna dan simbol kasih sayang.
Upaya-upaya persekusi pengibaran panji tauhid sebagai ekspresi kecintaan seorang muslim kepada agamanya adalah tindakan kriminal yang melanggar UU. Pada masa lalu pernah terjadi pembakaran panji tauhid oleh oknum musuh Allah, meski tidak ditindak tegas oleh negara. Padahal tindakan itu merupakan pelanggaran HAM, pelanggaran UU dan sebuah pengkhianatan atas Islam.
Persekusi atas panji tauhid berupa perampasan, pembakaran, pencabutan dan bentuk persekusi lainnya mestinya tidak terjadi jika benar-benar mencintai Islam dan Indonesia. Namun demikian, kekafiran dan kemunafikan selamanya tidak akan pernah suka kepada Islam dan kebangkitannya. Sejarah juga telah bertutur bahwa Rasulullah Muhammad SAW selalu dimusuhi oleh orang kafir dan orang munafik.
Padahal dengan panji Tauhid, umat dan bangsa ini agar tersadarkan bahwa negara ini tengah terjerat penjajahan gaya baru ideologi kapitalisme. Tauhid adalah simbol perlawanan yang dilakukan oleh para pahlawan terdahulu dalam mengusir penjajah. Panji tauhid adalah simbol bahwa hanya Allah pemilik bumi Indonesia dan alam semesta, maka adalah keniscayaan jika hukum Sang Pemilik Indonesia yang dijadikan sebagai pengatur berbangsa dan bernegara.
Permusuhan kepada panji tauhid dari musuh-musuh Islam tidak akan pernah mampu menghentikan kecintaan kaum muslim kepada simbol agamanya. Makin dipersekusi, maka panji tauhid makin dicintai. Satu bendera tauhid dibakar, maka berjuta panji tauhid makin berkibar. Makin dihadang oleh kaum kafir dan munafik, maka kebangkitan Islam makin menggelombang.
*[AhmadSastra,KotaHujan,02]
Posting Komentar untuk "Makin Dipersekusi, Panji Tauhid Makin Dicintai"