Diserbu Impor, Pabrik Tekstil Dalam Negeri Terancam Gulung Tikar
Kalangan pengusaha Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) meminta pemerintah untuk menerapkan kebijakan safeguard. Maraknya benang dan kain impor murah di pasaran mengancam industri TPT.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) DKI Jakarta, Irwandy Rajabasa, mengakui kondisi industri TPT saat ini terpuruk. Dari informasi anggotanya di wilayah Bogor, Tangerang dan Bekasi, keberadaan benang dan kain impor murah yang membanjiri pasar disebut telah memukul penjualan anggota API DKI.
Ia meminta pemerintah segera mengambil tindakan penyelamatan industri. Ada kekhawatiran para produsen akan beralih menjadi importir pedagang.
"Kalau tidak segera ambil tindakan akan banyak produsen yang beralih jadi importir pedagang dan industri TPT yang sudah kita bangun selama 50 tahun ini akan hilang," ungkapnya.
Sementara Wakil Sekretaris API Jawa Barat, Rizal Tanzil mengatakan, saat ini seluruh pemain dari hulu ke hilir sudah mulai kompak menginisiasi safeguard.
"API dan APSyFI sepakat untuk menginisiasi safeguard dari hulu ke hilir sebagai salah satu cara untuk menyelamatkan industri TPT," katanya.
Ia mengatakan beberapa jenis produk sudah diusulkan ke Kementerian Perdagangan. Perusahaan di Kawasan Berikat, katany, tidak perlu khawatir terdampak kebijakan safeguard karena kebijakan trade remedies tidak berlaku di Kawasan Berikat. [cnb]
Pabrik tekstil dalam negeri juga bisa terancam gulung tikar dengan serbuan tekstil dari luar negeri ini. Jika pabrik tekstil dalam negeri banyak yang gulung tikar, maka dampaknya juga akan dirasakan oleh buruh dalam negeri terutama yang bekerja di pabrik tekstil
Posting Komentar untuk "Diserbu Impor, Pabrik Tekstil Dalam Negeri Terancam Gulung Tikar"