Jawaban Untuk Nadirsyah Hosen Sahabat Nabi Yang Anaknya Nasrani
Cuitan tokoh Liberal Nadirsyah Hosen pada 16 Juli 2109.
Seorang sahabat Nabi yg bernama al-Hushain, kedua anaknya memilih masuk Kristen. Dia bertanya pada Nabi: “bolehkan aku memaksa anakku kembali masuk Islam?” Maka turunlah ayat “La Ikraha fid din” (tak ada paksaan dlm beragama). Simak yuk diskusinya 🙏
Jawaban Untuk Nadirsyah Hosen Oleh Ustadz Rizqi Awal
Si Nadir lupa dg Tafsir al Munir Syaikh Nawawi al Bantani mengatakan, "telah diriwayatkan bahwa Abul Hushain al Anshari dari kalangan Bani Salim bin 'Auf mempunyai dua anak yang telah memeluk nasrani sebelum Nabi diutus. Keduanya tiba di Madinah dan ayah mereka berdua mengintimidasinya lalu berkata kepada keduanya, 'demi Allah, aku tidak akan membiarkan kalian sebelum kalian masuk Islam.' Akan tetapi keduanya menolak, lalu mereka berdua mengadukan perkara tersebut kepada Rasulullah hingga turunlah ayat tersebut (al Baqarah: 256). Akhirnya Abul Hushain membiarkan dan melepaskan kedua anaknya itu."
Baca juga: Jangan Teriak Pancasila, Sudah Muak Kita
Riwayat yang lain dari al Wahidi dalam Asbabun Nuzul, "Masruq berkata bahwa seorang laki-laki Anshar dari Bani Salamah bin 'Auf mempunyai dua orang anak. Keduanya memeluk nasrani sebelum Nabi diutus. Lalu keduanya datang ke Madinah bersama sekelompok orang nasrani dengan membawa makanan. Mengetahui anak-anaknya datang, ia datang menemui mereka berdua dan berkata, 'demi Allah aku tidak akan membiarkan kamu berdua sampai kamu berdua masuk Islam.' Namun keduanya menolak dan tidak bersedia masuk Islam. Mereka mengadukan hal itu kepada Rasulullah. Laki-laki itu beralasan, 'wahai Rasulullah, apakah sebagian dari belahan jiwaku masuk neraka sedangkan aku melihatnya.' Lalu Allah menurunkan ayat, 'tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)... hingga akhir ayat.' Lalu ia berlepas tangan membiarkan keduanya menempuh jalannya."
Baca juga: Mantab! Profesor Ini Beri Kuliah Gratis Untuk Polisi di Jalanan
Jadi, kedua anak itu telah nasrani sebelum Nabi mendapat wahyu pertamanya dan tentunya sebelum Abul Hushain memeluk Islam.
Please deh Nadir, kalau nukil pendapat itu yang benar, jangan setengah-setengah. Jangan memutar balikkan fakta.
Ajaklah berdebat prof.Gus Nadir nya sama ente nguatadz Rizqi awal ,jangan cuman bisa ngomong prof Gus Nadir liberal .... Paling paling pas debat terbuka mati tak berkutik argumen nya
BalasHapusDebat terbuka klo brani sama Gus Nadir,paling2 tunduk kepala lo
BalasHapusOrang selalu ribut ttg agama, spt ustad rizqi. Jika anda seorang ustad hendaknya berbicara dgn pedoman kebaikan. Cara berbicara utk kebaikan harus memenuhi 4 unsur 1.niat baik 2.cara yg baik 3.hasil yg baik 4.efek yg baik jika semua terpenuhi maka kita telah berbuat kebaikan. Terimakasih
BalasHapusMasalahnya Nadirsyah dimana? Memang pesan yg ingin disampaikan adalah tidak ada paksaan dalam beragama. Tulisan anda itu bukan sebuah jawaban, melainkan hanya menjelaskan lebih lengkap ttg hadits tersebut. Yg mana sudah dijelaskan scr rinci juga oleh nadir lewat tulisan yg lain
BalasHapusAnda ini persis seperti orang yang sedang dalam labirin berteriak-te liberal.
BalasHapusMemanggil nama dengan si nadir, itu sudah menunjukan bahwa dia gak punya adap dan gak ada mangfaatnya mengambil ilmu dari orang yg tdk beradap..
BalasHapus