Narasi Rekonsiliasi Yang Dibangun di Atas Bangkai dan Penderitaan Umat Sedang Berlangsung
YA, NARASI REKONSILIASI YANG DIBANGUN DI ATAS BANGKAI DAN PENDERITAAN UMAT ITU SEDANG BERLANGSUNG
Oleh : Nasrudin Joha
"Balik lagi kalau misal Pak Prabowo Subianto memilih gabung dengan Pak Jokowi kalau misal Pak Jokowi terpilih. Atau entah siapa pun yang menang. Misal Pak Jokowi gabung ke Pak Prabowo. Pak Prabowo jadi wantimpres atau Pak Jokowi jadi penasihat presiden, Kiai Ma'ruf jadi menteri atau penasihat presiden, Bang Sandi jadi menteri mungkin,"
(Arsul Sani, 23/6).
MK, belum bersidang memutus perkara. Namun, bocoran amar putusan nampaknya sudah beredar luas. Itu sebabnya, renstra politik elit politik di negeri ini, telah dibangun diatas bocoran putusan MK.
Sayangnya, masih banyak sebagian umat ini yang masih berhalusinasi. Mengharap unta masuk ke lobang jarum. Masih membuka harapan, segudang ilmu pengetahuan dan kepintaran dapat mengalahkan sejumput kekuasaan.
Narasinya juga kontras, yang menerima 'kekalahan karena dicurangi' dilebeli ksatria, tidak oportunis. Kemudian, proposal 'membagi jatah kekuasan' dengan berbagi sejumlah posisi strategis, dari menteri hingga Penasehat Presiden, mulai latah diunggah diruang publik.
Itulah, diskusi publik yang bisa ditangkap antara unggahan Faldo Maldini yang mengunggah kemungkinan merapatnya Prabowo, dan tanggapan Arsul Sani dari TKN Jokowi. Proposal bagi-bagi kue kekuasan itu, telah beredar luas.
Nampaknya elit ini sudah lupa, atau bahkan sengaja melupakan. Melupakan, secara formal putusan MK belum diumumkan. Melupakan, masih banyak rakyat yang menunggu-nunggu putusan MK dan berharap merubah keadaan.
Melupakan 700 lebih anggota KPPS yang tewas sekaligus meninggalkan misteri. Melupakan korban 21-22 Mei yang hingga saat ini, tidak ada satupun orang yang ditersangkakan untuk diminta sebagai pihak yang bertanggungjawab.
Para elit sudah tidak sabar, ngebet, ingin segera mendaku bagian dari kue kekuasan, setelah berjibaku mengedarkan tipu tipu politik saat kampanye pemilu. Caleg yang terpilih, sudah Ga kuat ingin segera duduk menjadi anggota Dewan yang terhormat.
Partai yang lolos PT merasa nyaman dengan posisinya, apalagi yang suaranya naik signifikan. Tidak peduli lagi, ada darah, keringat, dan air mata umat tertumpah, tanpa harus tahu apa tujuan akhir dari semua jerit dan tangisan politik umat ini.
Elit meyakini politik sebagai ajang permainan, sementara umat berharap besar pada perubahan politik. Umat, menggantungkan asa dan harapan kemaslahatan hidup melalui proses politik yang ada.
Nampaknya Umat yang terpaksa dan wajib dipaksa memahami politik lebih dalam, tidak sekedar terlibat dalam aktivitas mencoblos kertas diruang bilik persegi. Umat ini, wajib memahami politik secara menyeluruh, dan tidak berulang kali menyerahkan leher umat pada petualang politik yang hanya peduli dengan kekuasaan.
Sebenarnya, saya tak sampai hati mengabarkan hal ini. Kejujuran yang mungkin saja membuat umat memaki, karena ulasan tulisan ini dianggap tidak sejalan dengan harapan umat melalui putusan MK. Tapi nyatanya demikian, putusan itu sudah dipersiapkan, jauh sebelum proses politik ini dilakukan.
Rezim ini tak peduli, apakah umat menghendakinya atau marah pada kekuasaan yang diraihnya. Rezim ini hanya perlu legitimasi formil, melalui pengumuman otoritas-otoritas yang melegitimasi kecurangan.
Rezim ini terbiasa muka tembok, jadi mana mungkin merasa punya malu dan wibawanya tercela, karena memaksakan kemenangan diatas pilar kecurangan ? Rezim, bahkan telah mengedarkan narasi puji-puji kepada siapapun yang tunduk pada otoritas yang melegitimasi kecurangan dengan sebutan ksatria, negarawan, tidak oportunis, dan ungkapan sesat lainnya.
Akhirnya umat ini kembali menjadi yatim, tak memiliki tempat bernaung apalagi berlindung. Hari-hari yang akan datang, memaksa umat ini untuk bertindak dan berdiri diatas kaki sendiri, dalam keadaan papa melawan rezim yang sudah jelas penindas dan zalim.
Wahai umat, tidak perlu berkecil hati, tidak perlu gundah. Semua pengkhianatan yang tampak ini, akan membimbing kita ke arah perjuangan yang sesungguhnya, visi Islam sejati, yang hanya menginginkan kekuasan ini diatur oleh hukum Allah SWT. [].
Posting Komentar untuk "Narasi Rekonsiliasi Yang Dibangun di Atas Bangkai dan Penderitaan Umat Sedang Berlangsung"