Nadirsyah Bikin Bosen, Profesor Twitter Bermodal Ngeles

Nadirsyah hosen

NADIR SAH BIKIN BOSEN, PROFESOR TWITTER BERMODAL NGELES

Oleh : Nasrudin Joha 


Terus terang, saya merasa turun derajat menulis artikel ini. Biasanya, diskursus yang saya unggah selalu tentang kebijakan, tentang negara, tentang keumatan. Apa yang saya bongkar terkait kerusakan rezim, kerusakan sistem.

Tapi bolehlah, sementara sambil hiburan saya ingin membuat tulisan rehat. Membahas sosok yang sudah jatuh ketitik Nadir, tak memiliki argumentasi untuk menunjukan jatidiri sebagai pengemban ilmu bergelar profesor, dan sah dijuluki netizen sebagai 'profesor yang membosankan' karena argumentasinya berkutat pada serangan pribadi, bukan mengunggah dalil atau argumentasi.

Ya, dialah Nadirsyah Hosen. Yang berulangkali berbusa menyerang Ide khilafah, tetapi ciut nyali diajak diskusi. Alih-alih mengajukan dalil dan argumentasi, si Hosen yang NADIR dan membosankan ini, berputar menyerang pribadi lawan diskusi.

Memang sulit, jika berdiskusi dengan ahli Twitter. Di sosmed, apalagi Twitter  itu cukup nyinyir dengan kalimat sepintas sudah merasa hebat. Lain halnya bertemu langsung, atau menulis buku, atau minimal menulis artikel ciamik seperti yang Anda baca ini, tentu tak akan semudah mengunggah twitt. Apalagi, cuitan berbasis nyinyiran.

Saran saya, siapapun yang berurusan dengan si NADIR ini, lebih baik menyudahi diskusi dan perdebatan. Berdiskusi apalagi berdebat dengan orang yang kapasitasnya NADIR, bukan mencerahkan tapi bikin otak butek. Biarlah, orang seperti NADIR ini ngumpul bersama cebong yang IQ nya 200 sekolam.

Melayani debat dengan orang yang sudah punya persepsi subjektif membenci ajaran Islam khilafah, ajaran agamanya sendiri, tentu tidak akan menghasilkan faedah apapun. Sementara, umat juga sudah tahu siapa dan ada apa dibalik setiap nyinyiran si NADIR.

NADIR tak akan beranjak dari titik NADIR Kejumudan berfikir, dengan dalih 'ngeles' nya, yang meskipun ditenggapi sampai kiamat juga tak akan berujung. Lebih baik, lupakan NADIR, biarkan dia ejakulasi bersama pemikiran nyelenehnya, dan lebih baik pengemban dakwah berfokus kepada umat, yang rindu pada Islam dan era kebangkitannya.

Mengarang sejuta buku untuk menutup mulut NADIR, tak akan berhasil. Sebab, dia telah 'dikutuk sejarah' untuk menjadi pembenci ajaran Islam. Jadi, apa yang mau dipersoalkan dengan buah yang telah busuk dari pohonnya ?

Kita masih memiliki banyak waktu, banyak energi, untuk membina dan membangkitkan umat yang memiliki 'rasa' akan kerinduan pada kebangkitan Islam. Barat, tentu saja tidak ingin umat ini bangkit karena akidahnya.

Karenanya, NADIR yang jauh jauh di Australia merasa perlu untuk mengurusi dinamika politik di Indonesia, bukan karena apa, tapi karena ada potensi kebangkitan Islam dari Indonesia. Karenanya, NADIR perlu untuk mengambil peran sebagai Abdullah Bin Ubay Bin Salul.

Jika tulisan ini sampai kepada si NADIR, saran saya langsung dihapus. Mengingat, setiap mengeja kata dalam artikel ini akan membuat NADIR sesak dadanya. [].

Posting Komentar untuk "Nadirsyah Bikin Bosen, Profesor Twitter Bermodal Ngeles"

Banner iklan disini