Komisi Penyiaran Indonesia (KPI ) Tegur TV tayangkan Quick Qounct
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI ) Tegur TV tayangkan Quick Count
Oleh : Ibnu Munir M.S
Jarang terjadi didunia pertelevisian, kalau pasca usai pemilu ada tv yang kena tegur KPI, berarti pihak KPI tahu betul apa yang tengah terjadi dibawah saat ini, usai pencoblosan hampir rata chanel tv menayangkan quick qount kemenangan calon pasangan nomor urut 01.
Berarti ada yang tidak beres dalam proses pemilu tahun ini, ditambah pula rekaman salah satu tv yang terkenal memuat info yang sangat berpihak kepasangan 01 salah tampilkan hasil quick count, tiba-tiba minta diinstruksikan agar diubah disisi lain presenternya mengalihkan pembicaraan, seolah tidak kelihatan hasil quick countnya, dan langsung pihak dibelakang layar menggantinya dengan tampilan hasil baru (hasil rekaman netizen, melalui tv prabayar).
Penulis tidak bisa membayangkan, betapa marahnya sipunya chanel pada karyawan yang sempat salah dalam menampilkan, jangan-jangan hari itu juga dipecat, karena rekamannya viral (tersebar kemandiperkeagi yang dipecat tentu ia akan ambil resiko dipecat, sebaliknya ia akan membeberkan fakta yang ia temui selama bekerja disana dan bagaimana penipuan ini berlangsung (asumsi penulis)
Sebenarnya bukan itu bahasan yang ingin penulis angkat, kita tahu bahwa hampir rata chanel tv menayangkan kemenangan salah satu calon, namun sedikit yang membahas bagaimana proses quick qount itu dijalankan? Klo seandainya dibahas, akan berbeda analisanya satu sama lain, walaupun yang menjadi narasumber adalah pihak pembuat quick qount, narasi ini pasti jelas akan memunculkan tanda tanya besar, karena saat kampanye dimana-dimana jumlah pendukung calon petahana kurang mendapat sambutan dari masyarakat, kenapa tiba-tiba terpilih sebagai kontestan terbanyak dalam memperoleh jumlah suara.
Padahal baru beberapa menit setelah dibolehkannya tayang hasil quick qount ditv, jangan-jangan sudah dipersiapkan dengan matang proses pembangunan opini ini, penulis merasa terlalu berlebihan cara kotor dan keji ini.
Namun yang pasti, relawan calon 02 tidak bisa ini dibiarkan terus, apalagi pengalaman sudah pernah mereka alami tahun 2004, jadi proses penghitungan suaranya lebih diawasi
Dari awal sebenarnya sistem ini jelas, untuk memilih pemimpin umat dalam kesekelureran mesti menelan biaya tinggi, pertanyaannya dari mana biaya tersebut? Kalau tidak dari uang negara atau pihak swasta, namun yang pasti habisnya butuh kembali, mana ada hari makan siang yang gratis.
Disaat yang tepat penyandang dana menekan penguasa dengan cengkramannya agar ia diberi keleluasaan dalam mengambil proyek yang mereka maui, apa penguasa kuat menghalangi? Balas budinya apa lagi kalau bukan dengan cara itu.
Disinilah bedanya Islam dan demokrasi, Islam tidak dibenarkan ada biaya tinggi dalam memilih dan menentukan pilihan. Karena pemimpin dipilih untuk menjalankan syariat Islam, bukan kemauan kapital (pemilik modal), baik lokal maupun asing.
Inilah yang mesti kita waspadai, penguasa sejati dinegeri ini yang mengendalikan penguasa adalah kapital, bisa-bisa penguasa jadi boneka baginya, hari ini bahkan pengusaha tidak lagi bersukutu dengan penguasa, tapi sudah berupaya sudahlah ia pengusaha berambisi jadi penguasa.
Apa mau mereka dibalik itu, dapat ditebak, tentu bisnis mereka makin mulus dan besar penguasaannya.
[news.beritaislam.org]
Posting Komentar untuk "Komisi Penyiaran Indonesia (KPI ) Tegur TV tayangkan Quick Qounct"